Laman

'Ya Sudahlah', Curhatan Pribadi Bondan Prakoso

Single terbaru Bondan Prakoso feat Fade2Black berjudul Ya Sudahlah memang sedang laris manis. Banyak permintaan lagu itu diputar di radio-radio dan bahkan dijadikan sebagai jingle salah satu iklan. Lagu bertema positif itu diterima dengan baik oleh para penggemar mereka. Lalu, dari manakah Bondan dkk mendapat inspirasinya..?

"Bisa dibilang curhatan pribadi. Ya Sudahlah itu termasuk tema yang sering kali dirasakan dan alamin, dan kata-kata 'ya sudahlah' itu biasa banget keluar dari mulut kita jika kita tidak bisa mendapatkan sesuatu baik uang atau yang lainnya," tutur Bondan.

Dijumpai usai tampil di acara Mega Konser Ramadhan minggu kedua persembahan RCTI, Bondan menambahkan bahwa penggunaan kata 'ya sudahlah' bukan berarti menyerah atau pasrah. Justru bermakna lebih positif.

"Ya Sudahlah yang kita ambil buat judul adalah sesuatu yang positif. Ya sudahlah, tapi bukan berarti pesimis tapi malah yang optimis, ke depannya seperti apa," terangnya di halaman Pemkot Bekasi.

Selain lirik itu mewakili dirinya sendiri, Bondan berpendapat bahwa orang lain juga kerap merasakan hal yang sama. Bersama Fade2Black, ia berusaha se-real mungkin membawakan lagu itu. "Karena kebanyakan apa yang kita tulis itu adalah apa yang telah kita alami dan apa yang akan kita alami atau rencanakan," ujarnya.

"Semua orang kan punya mimpi. Namun kalau sudah tidak bisa terwujud, ya sudahlah. Kalau dibilang itu dikarenakan mimpi gue yang tidak bisa terwujud ya nggak juga sih. Lagu ini bisa mewakili semua orang," sambung mantan penyanyi cilik kelahiran 8 Mei 1984 ini.

Bondan Prakoso



Masalah Masalah Yang Sering Dihadapi Remaja Masa Kini

  • a. Kebutuhan akan figur teladan : remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang hanya kata-kata indah.

  • b. Sikap apatis : sikap apatis merupakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi disekitarnya.

  • c. Kecemasan dan kurangnya harga diri : kata stress atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).

  • d. Ketidakmampuan untuk terlibat : kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.

  • e. Perasaan tidak berdaya : perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah-tengah masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.

  • f. Pemujaan akan pengalaman : sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang pengalaman.

Nasihat Bunda

Nak, jadi perempuan kita harus pintar
Agar tidak mudah terpedaya rayuan gombal para pria

Nak, kamu harus bisa bekerja, nafkahi dirimu sendiri
Supaya tidak menggantungkan hidup mu pada orang lain

Percantik dirimu, bercermin setiap hari
Bukan untuk bergenit-genit pada lelaki
Tapi supaya kamu lebih percaya diri
Dan ingat, rendah hati dan jangan jadi lupa diri sendiri, ya?

Nak, jika nanti kamu punya suami
Pastikan ia setia dan mencintaimu dengan segenap hati
Jaga cinta kalian dan penuhi hatinya dengan dirimu
Supaya tidak ada ruang untuk wanita lain mengisi kekosongannya

Nak, bunda menyayangimu
Cuma cinta yang bunda punya Jaga dirimu baik-baik ya?
Jangan mau disakiti dan jangan pernah menyakiti

Bunda tahu kamu pintar
Bunda tahu kamu sabar
Bunda bangga bisa membesarkanmu
Dan memberi sepotong cinta yang bunda punya

Sore ini langit sangat indah berwarna biru
Dan bunda punya lebam berwarna sama di sekujur tubuhnya

Love you Mother

Hidup Itu Indaah

Pertama kalinya aku hadir di dunia ini.
Aku tak mengerti apa-apa.
Lemah, dan sungguh rentan.
Tak ada impian dan harapan.
Menitipkan jiwa raga pada dua insan.
Rengekan tangisku menginginkan sesuatu.
Terkadang mereka tak mengerti apa yang kuhendaki.
Dengan hangat mereka menjagaku.
Dengan sejuta impian mereka, kelak aku mampu membanggakan mereka.
Perlahan aku mulai mengerti.
Bahasa mereka, kelakuan mereka.
Entah saat mereka mendengar aku berkata “mama, papa” yg mereka ajarkan padaku.
Ada kebahagian tersendiri disana.
Dipegangnya tanganku, dan mencoba berdiri.
Dari merangkak, aku mulai terbiasa menggunakan kedua kakiku.
Dan perlahan pula aku mampu berjalan seperti mereka.
Aku berjalan dan berlari mendapatinya.
Seumur biji kacang tanah.
Aku mulai mengerti.
Aku berada dimana, dan siapa mereka.
Entah jika tak ada mereka, aku seperti apa.
Diberinya aku sebuah pemikiran baru.
Diajarkannya aku ada impian yang harus dituju.
Dimasukinya pikiranku akan hal-hal yang baru.
Waktu itu aku menjawab “ingin seperti dia” (sambil menunjuk kartun televisi)

Perlahan aku cukup besar.
Kini impian nyata itu ada.
Dan dalam meraih impian itu, aku harus melanjutkan perjalanan yang panjang.
Perjalanan yang harus aku ketahui, bahwa pengetahuan yang tak ada batasnya.
Hari berlalu demikian cepatnya.
Aku mendapati diriku.
Dengan raga yang dewasa.
Aku mulai merasakan, mengartikan sebuah cinta.

Cinta pertama.
Membuatku mengerti kertas dan pena.
Menuliskan sebuah bait kata yang indah.
Yang menjelma sebuah gambaran diri, laki laki yang kupuja.

Cinta pertama.
Membuat tanganku, memelodykan syair.
Menjadikannya sebuah lagu yang merdu dan indah.
Cakrawala senja pun menjadi temanku satu-satunya.

Perlahan,.
Ada benci, ada pertengkaran, ada perselisihan.
Yang membuatku kehilangan akal sehatku.
Aku membutuhkan seseorang untuk bicara.
Tuhan nampak dekat sekali denganku.
Aku bicara dengan Dia dalam hening doa.
Tentang sejuta impian dan jawaban setiap pertanyaan.
Dijawabnya dengan lantang dan misteri.
Datang seseorang.
Dia hadir saat aku putus asa.
Dia menopangku saat aku terjatuh.
Namun itu bukan cinta, tetapi itu dinamakan persahabatan.

Persahabatan.
Ibarat satu pohon yang hidup di tengah padang gurun, peluh dan sesak.
Mendabakan hujan, namun hujan tak akan pernah hadir.
Angin datang dengan kesejukan alami, menghapus keringat sang pohon.

Persahabatan.
Ibarat kertas yang bertuliskan kepercayaan, ketulusan dan pengorbanan.
Jika kertas terbakar, tersobek, dan basah.
Maka semuanya sirna, bahkan bisa lebih buruk, membakar yang lainnya.
Ya, kembali aku mendapati diriku.
Mempelajari apa yang terjadi.
Cinta itu adalah sebuah kehidupan.
Ada denyut, bernafas, berfikir, mendengar, melihat, dan merasakan.
Cinta itu adalah perasaan dan logika yang bersatu.
Ada kesabaran, ketulusan, kepercayaan,
Tak pernah menghitung kesalahan dan slalu memaafkan.
Dan besarnya cinta, kau akan tahu saat akan kehilangan.

Ibarat cawan anggur.
Yang disetiap tetesannya mampu menghidupkan semua yang telah mati.
Yang disetiap tenggukannya mampu mengenyangkan perutmu, dan tak pernah lapar lagi.
Yang disetiap aromanya mampu mengubah semua yang buruk menjadi lebih baik.
Ada sebuah pelajaran tersendiri.

Saat aku harus kehilangan.
Itu yang dinamakan keikhlasan.
Sulit sesulit mencengkeram bintang di langit.
Keikhlasan bukan hanya melepaskan sesuatu.
Melainkan penuh pengorbanan, dan tulus.
Menghempaskan impian ke tanah, dan bermimpi kembali.
Aku harus melakukan itu untuk yang terbaik.
Namun sesuatu yang terbaik bukan berarti sesuatu yang sempurna.
Namun sesuatu yang terbaik bukan berarti sesuati yang seperti impian kita.
Sesuatu yang terbaik adalah jawaban suci dari Tuhan.
Adalah sebuah titik dan sebuah takdir.
Kembali aku mendapati diriku sendiri.
Setelah semua yang telah terjadi.
Aku lahir, belajar, bermimpi, bercinta dan bersahabat.
Aku sakit, bahagia, tertawa, menangis.
Selayaknya hidup itu indah.
Tuhan menjawab setiap pertanyaan kita.
Tak selalu seperti yang kita impikan, melainkan yang terbaik.
Doa dan berjuang adalah sebuah pondasi, karena keyakinan adalah awal dari sebuah perjuangan.
Jika memiliki impian, pegang dan jangan pernah lepaskan.
Tak cukup puas dengan hanya merasakan pasir pantai di kakimu.
Kau harus mampu mendengar ombaknya, merasakan hangat Cakrawala senja.
Melihat burung laut yang bersautan, dan buih putih di batasan pantai.
Dan jika impian itu harus sirna..
Ada yang sulit, namun kau harus lakukan.
Untuk yang terbaik.
Keikhlasan.
Hingga suatu saat kau akan mengatakan pada dirimu.
“Aku sungguh Bahagia. Syukur pada Tuhan "